Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Curang!

 
 
Oleh Irfan Nugroho

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَجَعَلَ أُمَّتَنَا وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ خَيْرَ أُمَّةٍ، وَبَعَثَ فِيْنَا رَسُوْلًا مِّنَّا يَتْلُوْ عَلَيْنَا اٰيَاتِهِ وَيُزَكِّيْنَا وَيُعَلِّمُنَا الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ، أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْجَمَّةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْــــكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لـِمَنِ اعْتَصَمَ بِـهَا خَيْرَ عِصْمَةٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ لِلْعَالـَمِيْنَ رَحْمَةً، وَفَرَضَ عَلَيْهِ بَيَانَ مَا أَنْزَلَ إِلَيْنَا فَأَوْضَحَ لَنَا كُلَّ الْأُمُوْرِ الـْمُهِمَّةِ، فَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِي الْفَضْلِ وَالْهِمَّةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَظِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا 
 
Ma’asyiral muslimin, rakhimakumullah…
Allah mengharamkan kecurangan, melarang manusia berbuat curang, berlaku curang, dan mengancam manusia dengan azab dan siksa yang pedih di akhirat bagi para pelaku kecurangan, bagi orang yang berbuat curang.
 
Allah berfirman:
 
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
“Celakalah orang-orang yang berbuat curang,” (QS Al-Mutaffifin: 1).
 
Tentang makna “Wail,” tertulis di dalam kitab tafsir Al-Jalalain bahwa “Wail” artinya:
 
كَلِمَةُ عَذَابٍ أَوْ وَادٍ فِي جَهَنَّمَ
“Kata yang mengandung makna azab atau lembah di neraka Jahannam.”
 
Imam Al-Qurtubi rahimahullah, di dalam kitabnya Al-Jami li Ahkamil Quran, beliau menjelaskan “Wail” sebagai:
 
شِدَّةُ عَذَابٍ فِي الْآخِرَةِ
“Azab yang sangat pedih ketika di akhirat.”
 
Lalu siapa yang diancam dengan azab yang sangat pedih, atau siapa yang mendapat ancaman akan dimasukkan ke dalam suatu lembah di dalam neraka jahannam?
 
Mereka adalah Al-Mutaffifin, yaitu orang-orang yang berbuat curang. Allah menjelaskan siapa itu al-Mutaffifin di dalam ayat ke-2 dan ke-3:
الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
“Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran, timbangan dari orang lain, mereka minta dipenuhi,”
 
Takarannya tidak boleh dikurangi, hitungannya tidak boleh disunat sedikit pun, anggarannya harus pas, bahkan kalau bisa dia akan minta dilebihkan, timbangannya harus imbang, sempurna, tidak boleh kurang sama sekali. Tetapi ketika mereka menimbang untuk orang lain, menakar untuk orang lain, menghitung hak yang seharusnya diterima oleh orang lain, dia maunya mengurangi, sedikit atau banyak.
 
وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
“Dan apabila mereka menakar untuk orang lain, atau menimbang buat orang lain, mereka mengurangi,”
 
Maksudnya:
“Bila orang-orang yang curang ini memberikan hak orang lain yang harus ditunaikan dengan suatu takaran, hitungan, ukuran, volume, atau timbangan, “mereka akan menguranginya,” yaitu dengan mengurangi takarannya, atau dengan cara lainnya seperti mengurangi hitungannya, mengurangi volumenya, mengurangi kilonya, atau menurunkan spesifikasinya.”
 
Ma’asyiral muslimin, rakhimakumullah…
“Ini adalah salah satu bentuk pencurian terhadap harta orang lain juga merupakan salah satu bentuk ketidakadilan pada manusia. Karena ancaman ini ditunjukkan pada orang yang mengurangi takaran dan timbangan orang lain, maka orang yang mengambil harta orang lain secara paksa atau dengan cara mencuri (korupsi, mark-up, atau penggelembungan anggaran) tentu lebih berhak mendapat ancaman ini daripada orang-orang yang sekedar berbuat curang,” (Al-Mukhtashar fi Tafsir, ditulis oleh Markaz Tafsir Lid Dirasatil Quraniyah).
 
 
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، 
Ma’asyiral muslimin, rakhimakumullah…
“Allah menghancurkan negeri nabi Syu’aib, serta membinasakan rakyatnya, karena mereka berbuat curang dalam takaran, timbangan, dan perhitungan,” (Tafsir Al-Quranil Adzhim).
 
Maka wajar jika saking sayangnya Rasulullah kepada kita selaku kaumnya, agar kita tidak berbuat curang dalam segala hal, baik dalam masalah keluarga, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, pembangunan, dan lain sebagainya.
 
Rasulullah bersabda:
 
مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنَّا
“Siapa saja yang berbuat curang, maka dia tidak termasuk kelompok Nabi Muhammad ,” (Jami At-Tirmizi: 1236).
Rasulullah juga bersabda:
 
مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ

 

“Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya,” (Muttafaq Alaih).
 
Sudah sepantasnya pula bagi kita, jika kita mencintai negeri ini, agar Allah tidak menghancurkan negeri ini, hendaknya kita menjauhi perbuatan curang dalam segala bidang. Selain itu, jangan pula kita memberi sarana bagi orang lain untuk berbuat curang, dan jangan pula kita menolong orang lain dalam berbuat kecurangan.
 
Allah berfirman:
 
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. ” (QS. Al Maidah: 2).
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبِّنَا اجْعَلْنَا مُقِيمَ الصَّلَاةَنَا وَمِنْ ذُرِّيَّتَنَا رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
اللهم أهلك أعدآئنا وأعدآء المسلمين فى بلدنا إندونسيا من الكفار والمشركين والمنافقين
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
 

BACA JUGA:  Khutba Jumat: Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Salat Berjamaah dan Langkah Praktisnya

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button