Dari Syaddad bin Aus Radiyallahuanhu, ia mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Ketika menjelaskan hadist di atas, Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah berkata:
"Orang yang cerdas adalah orang yang kuat, yang selalu memperhatikan dan mengambil kesempatan untuk memperbaiki jiwa dan agamanya, mengintrospeksi diri dengan melihat apakah ia telah meninggalkan kewajiban, apakah ia telah melakukan hal-hal yang diharamkan, dan apa yang telah ia lakukan dari kewajibannya dan kenapa ia meninggalkan keharaman sehingga dirinya menjadi baik.
"Adapun orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Apa yang diinginkan oleh nafsunya maka ia kerjakan, dan apa yang dibenci oleh nafsunya ia tinggalkan. Ia tidak mempertimbangkan apakah sesuai syariat Allah atau tidak. Inilah orang yang lemah dan betapa banyak hari ini orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, tidak peduli apakah mereka telah menyelisihi Al-Quran dan Sunnah.
Lalu, beliau mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ...
Sumber:
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2013. Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1. Jakarta Timur: Darus Sunnah. Hal.: 593-594.