Oleh Irfan Nugroho
Majalah satire berbahasa Perancis, Charlie Hebdo, seolah
tak merasa kapok setelah enam staff redaksi, bahkan pimpinan redaksinya,
ditembak mati oleh dua mujahid, Said Kouachi dan Cherif Kouachi, pada 7 Januari 2015,
(Wikipedia.Org, 17 Januari 2015).[i]
Majalah yang sebelum serangan tersebut sebenarnya sedang
mengalami krisis finansial itu kini
justru menarik perhatian dunia pascaamaliyah
oleh Kouachi bersaudara. Namanya semakin dikenal publik, termasuk
pula kejahatannya terhadap umat Islam di dunia dengan tindakan menghina
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rabu, 14 Januari 2015, atau tujuh hari setelah enam staff mereka terbunuh mengenaskan, majalah
tersebut justru merilis edisi
terbarunya dengan gambar sampul berupa kartun pria paruh baya bersurban putih
yang dianggapnya sebagai sosok Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, (Mukminun.Com, 13 Januari 2015).[ii]
Memang sebagai seorang muslim kita seharusnya tidak
mempercayai bahwa kartun tersebut adalah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi
Wasallam, tetapi satu yang
pasti bahwa majalah tersebut kini lagi-lagi melakukan penistaan terhadap
junjungan kita umat Islam, Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Edisi kali ini pun dicetak dalam jumlah yang sangat
besar, dengan beberapa sumber menyebutkan bahwa oplah untuk edisi kali ini
mencapai angka lima juta kopi dan dicetak dalam Bahasa Perancis dan Inggris, (Weaver, 2015).[iii]
Sebagai muslim yang lemah, yang hanya bisa diam ketika
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam dihina, maka tidak semestinya bagi
kita untuk mencela dan mengutuk apa yang dilakukan oleh Kouachi bersaudara tersebut.
Tindakan mereka didasarkan pada ijtihad dari salah satu
ulama besar yang pernah hidup dalam sejarah Islam, Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah, yang menulis satu buku khusus tentang tindakan yang harus diambil
terhadap penghina baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, (Al-Munajid, 2015).[iv]
Selalu ada hikmah di balik pengamalan syariat Islam yang mulia ini. Kouachi bersaudara tidak akan
melakukan serangan tersebut jika
Charlie Hebdo tidak menayangkan kartun Jyllands-Posten yang menghina Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam pada 2011 silam yang mengakibatkan kantor mereka
dibakar di tahun yang sama, (NationalPost.Com, 2011)[v]
Dan nama Charlie Hebdo pun tidak akan sedemikian tenar
hari ini jika amaliyah oleh Kouachi
bersaudara tidak terjadi. Sehingga dari amaliyah tersebut, beberapa
umat Islam dan publik umum pun kini tahu bahwa hukumam yang layak untuk
penghina Nabi Shalallahi 'Alaihi Wasallam adalah dibunuh, (Al-Munajid, 2015).
Dengan Charlie
Hebdo mendistribusikan lebih dari lima juta eksemplar edisi terbaru mereka yang
menghina Nabi Shalallahu "Alaihi Wasallam, dengan itu pula semakin banyak
publik dunia yang sebelumnya nihil pengetahuan akan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi
bertanya-tanya, "Who is Muhammad?" (Siapa sih Muhammad?)
Salut untuk beberapa ulama Eropa dan AS semisal Dr Bilal Phillips yang kemudian
menggalakkan satu gerakan kampanye dakwah melalui Media Sosial semisal Twitter
dan Facebook dengan hashtag #WhoIsMuhammad dengan harapan agar pembaca Charlie
Hebdo bisa menemukan jawaban atas pertanyaan semisal, "Who Is
Muhammad?"
Kami tidak melihat ulama-ulama yang mempelopori hashtag tersebut menghujat tindakan Kouachi bersaudara atas serangan
tersebut. Seolah mereka tahu benar bahwa eksekusi mati adalah tuntutan syar’i terhadap penghina Nabi
Shalallahu 'Alaihi Wasallam sedang mereka juga sadar bahwa dirinya tidak bisa melaksanakan hal
tersebut karena satu dan lain hal.
Ketika
mereka hanya memiliki senjata berupa gadget, Twitter, Facebook, dan situs-situs Internet, dengan itulah
mereka memanfaatkan momen ini untuk
menyampaikan dakwah Islam, menyampaikan gambaran-gambaran singkat tentang
kemuliaan sosok Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam melalui media sosial yang ditujukan untuk
mendakwahi kaum kafir (nonmuslim).
Mereka paham betul bahwa untuk mengajak kaum kafir di Eropa dan AS kepada Islam memerlukan
bukti nyata tentang syariat Islam itu sendiri, serta kemuliaan sosok Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, persis seperti firman Allah:
ﻟَﻢْ
ﻳَﻜُﻦِ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭا۟ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ٱﻟْﻜِﺘَٰﺐِ ﻭَٱﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻣُﻨﻔَﻜِّﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰٰ
ﺗَﺄْﺗِﻴَﻬُﻢُ ٱﻟْﺒَﻴِّﻨَﺔُ
Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum
datang kepada mereka bukti yang nyata, (Al-Bayyinah - 98:1).
Maka dari,
tidak perlu risau jika kemudian musuh-musuh Allah yang berdiri berdampingan
dengan Charlie Hebdo menuding Islam sebagai agama barbar, sadis, dan senantiasa
menebarkan teror. Yang perlu diingat adalah menerapkan syariat Islam, apa pun
bentuknya dan kapan pun waktunya, pasti akan senantiasa berbuah manis.
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan."
"Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung, (QS An-Nuur: 51).
Teringat jelas
di dalam benak kita bersama akan insiden 11 September 2001. George W Bush dan
sekutunya serta merta menuduh umat Islam di balik tindakan tersebut. Secara
sengaja ia bermaksud berbuat makar untuk menanamkan Islamophobia (ketakutan)
terhadap Islam di kalangan masyarakat awam.
Akan tetapi, dunia
justru mencatat bahwa dua bulan pascainsiden tersebut, sebanyak 24.000 warga
Amerika Serikat justru menyatakan diri memeluk Islam, (Al-Yafi’i, 2009: 168).[vi]
Dan bukan
tidak mungkin bahwa amaliyah yang dilakukan oleh Kouachi bersaudara, dibantu
oleh kampanye dakwah #WhoIsMuhammad, akan membuat jumlah muallaf dari kalangan
masyarakat Eropa dan Amerika semakin meningkat.
Paling tidak
dunia juga sudah menyaksikan sendiri bahwa Jumat 16 Januari 2015, seorang
sutradara asal Perancis, Isabelle Matic, justru menyatakan diri memeluk Islam setelah
melihat rekannya dari kalangan seniman di Charlie Hebdo begitu gencar menghina
Muhamamd Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, (Mukminun.Com, 16 Januari 2015).[vii]
ﻭَﻣَﻜَﺮُﻭا۟
ﻭَﻣَﻜَﺮَ ٱﻟﻠَّﻪُ ۖ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻴْﺮُ ٱﻟْﻤَٰﻜِﺮِﻳﻦَ
Orang-orang kafir itu
membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah
sebaik-baik pembalas tipu daya, (Ali Imran - 3:54).
ﻳُﺮِﻳﺪُﻭﻥَ
ﻟِﻴُﻂْﻔِـُٔﻮا۟ ﻧُﻮﺭَ ٱﻟﻠَّﻪِ ﺑِﺄَﻓْﻮَٰﻫِﻬِﻢْ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺘِﻢُّ ﻧُﻮﺭِﻩِۦ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ
ٱﻟْﻜَٰﻔِﺮُﻭﻥَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci, (As-Saff - 61:8).
[i] --------------. 2015. “Charlie Hebdo
Shooting-Victims.” Tersedia online di: http://en.wikipedia.org/wiki/Charlie_Hebdo_shooting#Victims.
Diakses pada, 17 Januari 2015.
[ii] ------------. 2015. “Rilisan Terbaru
Charlie Hebdo Akan Memuat Karikatur Menghina Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam.”
Tersedia online di: http://www.mukminun.com/2015/01/rilisan-terbaru-charlie-hebdo-akan.html.
Diakses pada, 17 Januari 2015.
[iii] Weaver, Matthew. 2015. “Charlie Hebdo
print run raised to 5m as copies in France sell out.” Tersedia online di: http://www.theguardian.com/media/2015/jan/14/charlie-hebdo-issue-on-sale-paris-attacks-france-queues.
Diakses pada, 17 Januari 2015.
[iv] Al-Munajid, Muhammad bin Shalih. 2015. “Tanya-Jawab
Islam: Hukuman Bagi Penghina Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.”
Penerjemah: Irfan Nugroho. Tersedia online di: http://www.mukminun.com/2015/01/Tanya-Jawab-Islam-Hukuman-Bagi-Penghina-Rasulullah-Shalallahu-Alaihi-Wasallam.html.
Diakses pada, 17 Januari 2015.
[v] -------------. 2011. “Office of French
Satirical Magazine Set on Fire after Mohammed Issue: Editor.” Tersedia online
di: http://news.nationalpost.com/2011/11/02/offices-of-french-satirical-magazine-set-on-fire-after-mohammed-issue-editor/.
Diakses pada, 17 Januari 2015.
[vi] Al-Yafi’i, Abu Abdurrahman Shalih bin
Muhammad bin Halis. 2009. Mukjizat Terkini Pascaserangan 11 September. Penerjemah:
Irwan Raihan. Solo: Media Islamika. Hal. 168
[vii] -------------. 2015. “Sutradara Perancis
Isabelle Matic Masuk Islam Pascaoperasi Charlie Hebdo.” Tersedia online di: http://www.mukminun.com/2015/01/sutradara-perancis-isabelle-matic-masuk-islam-setelah-charlie-hebdo.html.
Diakses pada, 17 Januari 2015.