KhutbahTafsir

Khutbah Jumat: Perintahkan Keluargamu untuk Shalat

Salah satu tugas orang tua yang banyak dilalaikan hari ini adalah menyuruh anak-anaknya untuk salat, meskipun anaknya sudah dewasa. Allah menyuruh Nabi ﷺ supaya memerintahkan kepada istri dan anak-anaknya untuk menegakkan salat lima waktu di dalam firmanNya:

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَیۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقࣰاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

Dan perintahkan keluargamu untuk shalat (salat lima waktu setiap hari) dan bersabarlah di atasnya (dalam melakukan salat lima waktu setiap hari dan menyuruh keluarga untuk salat). Kami (Allah) tidak meminta rezeki darimu, justru Allah yang memberikan rezeki kepadamu. Dan kesudahan yang baik adalah untuk orang yang bertakwa, (QS Taha: 132).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Imam Al Qurthubi ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata:

وَكَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ نُزُولِ هَذِهِ الْآيَةِ يَذْهَبُ كُلَّ صَبَاحٍ إِلَى بَيْتِ فَاطِمَةَ وَعَلِيٍّ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِمَا فَيَقُولُ “الصَّلَاةَ”

Dahulu Nabi ﷺ setelah turunnya ayat ini beliau biasa pergi ke rumah Fatimah dan Ali – semoga Allah meridhai keduanya – setiap subuh lalu menyeru, “Salat. Salat.”

Imam Al Qurthubi juga menulis tentang kebiasaan sahabat Umar bin Khathab:

وَكَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُوقِظُ أَهْلَ دَارِهِ لِصَلَاةِ اللَّيْلِ وَيُصَلِّي

Dahulu Umar bin Khattab radhiyallahu Anhu sehabis melakukan salat malam, beliau biasa membangunkan keluarganya untuk melakukan salat malam.

Menafsirkan ayat ini Imam Ibnu Katsir menulis satu riwayat dari Tsabit:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَصَابَهُ خَصَاصَةٌ نَادَى أَهْلَهُ: “يَا أَهْلَاهُ، صَلُّوا، صَلُّوا”

Dahulu Nabi ﷺ apabila beliau tertimpa kesusahan beliau akan menyeru keluarganya, “Wahai keluargaku, ‘Ayo salat! Ayo salat.'”

Tsabit juga berkata:

وَكَانَتِ الْأَنْبِيَاءُ إِذَا نَزَلَ بِهِمْ أَمْرٌ فَزِعُوا إِلَى الصَّلَاةِ

Dahulu para nabi, apabila mereka mendapat suatu urusan yang menyusahkan, mereka akan melakukan salat.

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Jika seseorang berpikir bahwa salat lima waktu setiap hari membuat aktivitasnya mencari penghasilan terhambat sehingga meninggalkan salat karena takut melarat, ketahuilah, seseorang tidak akan menjadi melarat karena salat.

BACA JUGA:  Sifat dan Sebab Orang Menjadi Lalai (Gaflah) di dalam Al-Quran

Setelah memerintahkan Nabi ﷺ, dan juga para ayah, untuk memerintahkan anak dan istrinya menjalankan salat lima waktu setiap hari, Allah ta’ala berfirman:

لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقࣰاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ

Allah tidak meminta hartamu, justru Allah yang memberimu rezeki.

Imam Ibnu Katsir berkata:

إِذَا أَقَمْتَ الصَّلَاةَ أَتَاكَ الرِّزْقُ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ

Jika kamu mendirikan salat (mendirikan maksudnya melakukan salat lima waktu sejak masuk masa baligh hingga meninggal dunia), Allah akan memberimu rezeki dari arah yang tidak kamu duga-duga.

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَیۡهَاۖ

Salah satu tugas kita sebagai ayah atau kepala rumah tangga adalah memerintahkan istri dan anak-anak kita untuk menjalankan salat lima waktu setiap hari, tidak ada hari libur, tidak ada cuti bersama, tidak ada libur nasional, makanya mendirikan salat itu butuh kesabaran, sebagaimana sabarnya Nabi ﷺ dalam memerintahkan istri dan anaknya untuk salat lima waktu, meskipun anaknya sudah berumah tangga, juga sebagaimana sabarnya para sahabat dan juga para nabi.

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقࣰاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ

Seseorang tidak akan melarat karena mendirikan salat. Allah tidak meminta harta-harta kita, karena Allah yang memberikan rezeki kepada kita.

Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغ لِعِبَادَتِي أمْلأ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ ملأتُ صَدْرَكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

Wahai anak Adam! Luangkan waktu untuk beribadah kepada Allah. Niscaya Allah akan memenuhi dadamu dengan kekayaan, dan Allah akan menutupi kefakiranmu. Namun jika kalian tidak melakukannya, hatimu akan dibuat sibuk yang tidak henti-henti, dan Allah tidak akan menutupi kefakiranmu, (Sunan At-Tirmidzi: 2466).

وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

Kesudahan yang baik, berupa keluarga yg menyejukkan mata, itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yg nurut ketika Allah memerintahkannya untuk mengajak istri dan anaknya mendirikan salat lima waktu setiap hari.

وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

Kesudahan yang baik, berupa surga di akhirat, itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang sabar dalam mendirikan salat lima waktu dari masuk usia baligh hingga ajalnya tiba.

وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

Kesudahan yang baik, berupa mental kaya di dalam dada dan tidak merasa fakir, itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa.

BACA JUGA:  Khutbah Jumat Singkat: Di Antara Cara Membantu Palestina

Karangasem, 19 April 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah lekas memberi kesembuhan untuk istrinya. Aamiin)

 

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button