AqidahHadis

Mencintai dan Membenci Karena Allah, Bukti Kesempurnaan Iman

Pembaca rahimakumullah, ada banyak cara untuk membuktikan kesempurnaan iman, tetapi yang paling terlihat adalah mencintai dan memberi karena Allah. Apa pengertian mencintai dan membenci karena Allah? Teruskan membaca!

Hadis Mencintai dan Membenci Karena Allah

Pembaca rahimakumullah, Imam Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari Abu Umamah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ

Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi hartanya karena Allah, serta menahan hartanya juga karena Allah (tidak memberi donasi untuk kegiatan yg haram), sungguh telah sempurna imannya, (Sunan Abu Dawud: 4681).

Hadis serupa juga diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dan Ibnu Adi dengan status hadis adalah sahih menurut Syaikh Al-Albani rahimahullah, juga para ahli hadis lainnya.

Makna Kata

Sabda Nabi (مَنْ أَحَبَّ) yang artinya, “Barang siapa mencintai,” maksudnya:

شَيْئًا أَوْ شَخْصِيًّا

Mencintai sesuatu atau seseorang.

Sabda Nabi (لِلَّهِ) yang artinya, “Karena Allah,” maksudnya:

لِأَجْلِهِ وَلِوَجْهِهِ مُخْلِصًا لَا لِمَيْلِ قَلْبه وَلَا لِهَوَاهُ

Karena Allah, juga karena ingin mengharap “wajah” Allah, ikhlas karena Allah, bukan karena kencenderungan hati atau karena menuruti hawa nafsu.

Sabda Nabi (وَأَبْغَضَ لِلَّهِ), yang artinya, “dan membenci karena Allah,” maksudnya:

لَا لِإِيذَاءِ مَنْ أَبْغَضَهُ لَهُ بَلْ لِكُفْرِهِ وَعِصْيَانه

Seseorang membenci orang lain bukan karena orang lain itu telah mengganggunya, tetapi karena kekafirannya dan kedurhakaannya kepada Allah.

Sabda Nabi (وَأَعْطَى لِلَّهِ) yang artinya, “dan memberi hartanya karena Allah,” maksudnya:

لِثَوَابِهِ وَرِضَاهُ لَا لِنَحْوِ رِيَاء

Karena mengharap pahala dari Allah dan karena mengharap ridha dari Allah, bukan karena riya atau yang semisal.

Sabda Nabi (وَمَنَعَ لِلَّهِ) yang artinya, “dan menahan hartanya karena Allah,” maksudnya:

وأمْسَكَ وامْتنَع عن إنفاقِ مالِهِ في غيرِ ما أمَر به اللهُ عزَّ وجلَّ، وكان إمساكُه طلبًا لرِضا اللهِ وليس منعًا لِهوًى في نفْسِه كالشُّحِّ والبُخْلِ

Dia menahan diri dari berinfak (mengeluarkan) hartanya di jalan yang tidak diperintahkan oleh Allah. Ketidakmauannya untuk berdonasi pada kegiatan yang haram itu karena menginginkan ridha dari Allah, bukan karena mengikuti hawa nafsu seperti syuha (pelit yang diikuti rasa tamak/rakus untuk mengumpulkan harta) dan bakhil.

BACA JUGA:  Hadits tentang Kedzaliman dan Sifat Bakhil lagi Rakus

Sabda Nabi (فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ) yang artinya, “Sungguh imannya akan sempurna,” maksudnya:

يكون إيمانُهُ كاملًا لا نقْصَ فيه إذا اتَّصَفَ بهذه الصفاتِ، ومَن جعَل حَياتَه كلَّها للهِ

Imannya akan sempurna, tidak ada kekurangan di dalamnya, jika dia bisa memiliki empat sifat tersebut, apalagi jika dia menjadikan seluruh hidupnya hanya karena Allah.

Penjelasan Hadis

Tertulis di dalam Ensiklopedia Hadis Dorar Saniyah:

الإخْلاصُ شرْطُ قَبولِ الأعْمالِ، وعَلامةُ كمالِ الإيمانِ؛ فمَنْ أخلَص كلَّ طاعاتِه لِلَّهِ تعالى، طالِبًا منه الأجرَ والثَّوابَ لا لِطَلبِ سُمعةٍ ورِياءٍ فإنَّه يَكمُلُ إيمانُه

Ikhlas adalah syarat diterimanya amal, dan termasuk tanda kesempurnaan iman. Jadi, siapa saja yang bisa berlaku ikhlas di setiap ketaatan kepada Allah ta’ala, atau karena dia ingin mendapat pahala dan balasan dari Allah, bukan karena ingin didengar atau ingin dilihat, maka imannya akan sempurna.

Pelajaran dari Hadis

Faidah atau pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

1 – Iman bisa bertambah dan berkurang

2 – Anjuran untuk bersikap loyal kepada orang yang loyal kepada Allah

3 – Anjuran untuk bersikap disloyal kepada orang yang juga disloyal kepada Allah

4 – Anjuran untuk berinfak atau memberi donasi pada kebaikan karena Allah

5 – Larangan mengeluarkan harta, atau memberikan donasi, untuk kegiatan yang haram

Referensi

  • Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah
  • Aunul Ma’bud ala Syarhi Sunan Abi Dawud

Wallahua’lam

Karangasem, 25 September 2023

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button