Uncategorized

Apakah Benar ada Salat Lailatul Qadar?


Pertanyaan:
Assalamu’alaikum. Di India, Pakistan, dan Bangladesh, orang-orang biasa melakukan salat khusus sebanyak 12 rekaat di malam Lailatul Qadar, baik secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Salat ini dikenal sebagai Salat Lailatul Qadar. Mereka membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 10, 15, atau 20 kali di semua rekaat setelah membaca Al-Fatihah.
Apakah ada bukti yang sahih tentang praktik seperti ini? Apa yang dilakukan oleh Rasulullah selama malam Lailatul Qadar? Mohon penjelasannya…
Jawaban oleh Tim Fatwa IslamWeb, diketuai oleh Syekh Abdullah Faqih Asy-Syinqitti
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Para ulama telah menyatakan bahwa melakukan amal ibadah tertentu secara rutin di suatu waktu tertentu, tanpa adanya dalil spesifik tentangnya, maka hal itu adalah inovasi di dalam agama.
Imam Asy-Syatibi Rahimahullah berkata,
Bidah adalah inovasi cara baru dalam beragama, cara yang mirip dengan cara beragama yang valid. Tujuannya adalah berlebih-lebihan dalam mengibadahi Allah.”
Lebih lanjut beliau memberi contoh dengan mengatakan,
Seperti terus-menerus melakukan amal ibadah di waktu-waktu tertentu padahal tidak terdapat secara khusus di dalam syariat.”
Tentang apa yang disebut sebagai “Salat Lailatul Qadar” seperti yang Anda sebutkan di atas, kami tidak menemukan adanya hadis sahih atau hadis daif yang bisa dijadikan dasar. Selain itu, tidak ada dasarnya dari para salaf yang melakukan hal tersebut. Jadi, hal itu harus dihindari dan sudah seharusnya kita melazimi amal-amal ibadah yang sahih untuk malam tersebut, seperti:
1. Melakukan itikaf, karena Rasulullah terbiasa melakukan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan, yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadar. Dinyatakan di dalam Zaadul Maad oleh Ibnu Qayyim Rahimahullah bahwa, “Pernah beliau (Rasulullah ) melakukan itikaf di 10 hari pertama bulan Ramadan, lalu 10 hari kedua bulan Ramadan, lalu 10 hari terakhir bulan Ramadan, untuk mencari Lailatul Qadar. Lalu, dikatakan kepada beliau bahwa Lailatul Qadar ada di 10 hari terakhir bulan Ramadan, maka beliau selalu melakukan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan sampai beliau bertemu dengan Rabb-nya.”
2. Melakukan salat malam, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang menegakkan malam Lailatul Qadar dengan salat karena iman dan mengharap pahala, akan dihapus dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari, Muslim).
3. Memperbanyak doa, khususnya doa-doa yang didasarkan pada dalil yang sahih. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahuanha yang berkata, “Wahai Rasulullah, jika saya mendapati malam Lailatul Qadar, apa yang harus saya ucapkan? Beliau menjawab, “Ucapkan: Allahumma innaka afuwwun, tuhibbul afwa fa’fu anni (Ya Allah yang Mahapenghapus dosa, Engkau mencintai penghapusan dosa, maka hapuslah dosa-dosaku),” (HR Ibnu Majah, Al-Albani: Sahih).
4. Memperbanyak membaca Quran dan Zikir.
Wallahu’alam bish shawwab.
Fatwa: 221692
Tanggal: 29 Muharram 1435 (2 Desember 2013)
Sumber: IslamWeb.Net

Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

BACA JUGA:  Press Release: Pernyataan Sikap Dewan Syariah Kota Surakarta

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button